Rabu, 27 Juli 2011

FAJAR, 13 JULI 2011

MAKASSAR, FAJAR,-- Masalah sosial di Sulsel belakangan ini kian kompeks. Jika dekade sebelumnya hanya didapatkan 21 persoalan sosial, kini naik menjadi 29 persoalan sosial. Karena itu dibutuhkan pekerja-pekerja sosial yang mengerti situasi dan menguasi bidang keilmuan.


Hal tersebut diungkapkan, Ketua Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung, Wawan Heryana, saat penandatanganan kerjasama antara STKS dan kabupaten/kotavdi Sulsel terkait program lanjutan pendidikan khusus sarjana sosial yang digelar di kantor Gubernur Sulsel, Selasa 12 Juli 2011.

“Kami sudah survey, Sulsel membutuhkan 1500 pekerja. Makin peliknya persoalan sosial sehingga perlu ada penguatan kelembagaan di tingkat kelurahan. Kelurahan atau desa tentu membutuhkan pegawai yang mengerti persoalan tersebut,” Kata Wawan.
Penandatanganan mota kesepahaman yang dihadiri sejumlah Bupati dan walikota ini adalah kerjasama kedinasan. Mahasiswa yang belajar di STKS Bandung setelah menyelesaikan pendidikan setingkat diploma empat akan langsung terikat kedinasan dengan kabupaten bersangkutan sekalu pengusul.

Untuk tahun ajaran 2010/2011 ini Sulsel mendapat jatah 62 orang dari 125 siswa seluruh Indonesia. Kerjasama ini sudah berjalan selama 4 tahun. Angkatan pertama dimulai sejak 2007 lalu. Mereka langsung ditempatkan di kabupaten atau kota masing-masing seperti halnya praja STPDN.

STKS Bandung adalah sekolah tinggi bentukan Kementrian Sosial dengan sistem pembelajaran sama dengan IPDN yang dinanungi langsung oleh Kementrian Dalam Negeri.
Muallim usai penandatanganan mengungkapkan, tenaga pekerja sosial memang dibutuhkan Sulsel dengan kian meningkatnya masalah sosial kemasyarakatan. Ikatan dinas yang dirintis Sulsel ini sebenarnya sudah 4 tahun. (aci)

Posting Komentar

Terima Kasih Telah Berkunjung Ke Blog Saya

"Magical Template" designed by Blogger Buster