Minggu, 31 Juli 2011

Tarwih Pertamaku

Baru saja saya tiba di rumah setelah sholat tarwih berjamaah di Masjid Nurul Masyaariq Bilacaddi, RT. 2, RW. 1, Kelurahan Kalabbiran, Kecamatan Pattallassang, Kabupaten Takalar. Malam ini jamaah yang datang belum cukup untuk memenuhi Masjid, mungkin karena permulaan atau mungkin karena semangatnya belum terbakar untuk ibadah. Entahlah...



Tarwih seperti yang biasa dilakukan di masjid-masjid lain, kami melaksanakan 4 kali masing-masing 2 rakaat, terus ditambah 3 sholat witir. Sebelum Witir, biasanya diisi dengan ceramah-ceramah agama, atau beberapa pengarahan dari Kepala Lingkungan Bilacaddi H. Abd. Rauf Dg. Lira. Biasanya dipandu oleh Panitia Amaliah Ramadhan, yang tadi namanya Arfan. Arfan menyampaikan dengan sangat bagus, mulai dari susunan acara, jadwal penyaji buka puasa, sampai isi kotak amal. Di masjid kami, karena jamaahnya paling banyak biasanya dapat sampai ratusan, tapi kalau lagi sepi biasanya cuma puluhan ribu.

Di masjid kami juga Jemaahnya suka kalau penceramahnya bawain ceramah singkat, padat, dan jelas, alias tidak membosankan. Biasanya jam 21.00 kami semua sudah selesai, karena masyarakat sini biasanya tidur cepat dan bangunnya juga cepat, jadi semua aktivitas harus disesuaikan. Yah, mudah-mudahan bangun cepat untuk sholat lail, dan memperbanyak ibadah yang disukai oleh Allah.

Malam ini, malam yang indah, semangat Beribadah, semangat Berbagi.
Salam Semangat, di Depan TV, Rumah Kaluku Lolo
Selengkapnya...

Minggu Ceria

Wow, hari ini amazing. Hanya kata itu yang bisa saya katakan, karena seharian ngumpul dengan sahabat SMA Kelas Binaan Takalar. Kami tadi pergi rekreasi di Pantai Wisata Punaga. Ada saya, Iwan, Fath, Yus, Mia, Dian, Ican, dan nyusul juga Kamaruddin. Menyenangkan bisa ngumpul sama mereka dalam suasana santai dan penuh keakraban.

Awalnya kita merencanakan untuk rekreasi di pantai Saro' di daerah Galesong, namun karena alasan pantai Punaga jauh lebih bagus, maka kami memutar arah ke Selatan, ke Punaga. Sepanjang Perjalanan kami menjumpai para wisatawan lokal yang akan menikmati juga minggu ceria. Minggu ceria adalah istilah untuk hari minggu tepat sebelum memasuki bulan Ramadhan setiap tahunnya. Sepanjang perjalanan anak muda saling berpasangan, orang tua membawa rombongan keluarga, pedagang ramai menjajakan semangka dan melon, dan banyak orang yang tak tentu arah. Sampai orang gila yang kami temui pun sepertinya turut merayakan Mince, begitu kami menyebutnya.


Kami melewati gerbang pertama, mengambil karcis dari Dinas Pariwisata Kabupaten Takalar. Melewati tanggul Pantai Lamangkia, melewati jembatan Maudu Lompoa Cikoang, dan belok ke arah Pantai Wisata Punaga. Cukup jauh, sekitar 45 menit mengendarai sepeda motor di tengah keramaian orang. Sampai di Punaga kami memilih lokasi nongkrong. Dan langsung bersiap untuk berenang di Laut yang bersih... Wow setelah sekian lama tidak berenang di Pantai selama di Bandung, akhirnya kekangenan berenang terobati juga di Pantai Punaga.

Kami berenang, foto-foto, dan makan semangka yang sebelumnya kami beli di perjalanan. Tanpa pisau makan semangka pun jadi,, hahaha bisa dibayangkan, gimana cara, but its FUN.

Berenang lagi, foto-foto lagi, dan ada suatu ketika muncul seseorang dengan kamera digital menawarka memotret, lumayan GeJe.. dan anehnya kita juga mau-maunya di fotoin ma dia. We like a Tourist.. haha.. difoto2 gratis..

udah Magrib, saya sholat dulu... Ceritanya entah bersambung atau tidak...

Selengkapnya...

Sabtu, 30 Juli 2011

Tanpa terasa hari ini Sabtu, 30 Juli 2011, saya sudah 2 bulan (kurang 4 hari) di Makassar-Takalar. Sudah sangat bosan, tidak ada kegaiatn yang berarti. Saya hanya bisa duduk di depan laptop, main game, online, nge-blog, negur teman, baca koran online, dan sesuatu yang sangat waste time. Bukannya saya tidak senang di sini, tidak... saya senang karena bisa berada di samping ibu dan ayah tanpa perasaaan rindu sama mereka. Berbeda dengan keadaan di Bandung. Saya selalu gelisah dan mau bertemu mereka.


Dulu, waktu SMA, hari-hari saya disini penuh dengan kesibukan dan organisasi. Tiada haru tanpa pergi dan berkumpul membicarakan sesuatu yang kritis. Namun sekarang hal itu sudah tidak bisa konsentrasikan lagi. Saya hanya jadi pembina untuk mereka yang juga sudah mempunyai kurang rasa peduli kepada umat. Generasinya semakin berkurang. Kalau sekarang saya merindukan bandung, untuk belajar dan menjadikan hari-hari saya bisa berbagi lagi dengan anak-anak yang kurang beruntung.

Kalau lagi beruntung ada yang ngajak pergi, dijajani, atau traktir teman-teman, itu-itu saja. Sunset juga kadang-kadang. Melihatt jauh ke Barat. Bandung... Bandung... yah udah deh ntar kalo saya sudah punya kegiatan aku akan tulis lagi disni....



Selengkapnya...

Rabu, 27 Juli 2011

FAJAR, 13 JULI 2011

MAKASSAR, FAJAR,-- Masalah sosial di Sulsel belakangan ini kian kompeks. Jika dekade sebelumnya hanya didapatkan 21 persoalan sosial, kini naik menjadi 29 persoalan sosial. Karena itu dibutuhkan pekerja-pekerja sosial yang mengerti situasi dan menguasi bidang keilmuan.


Hal tersebut diungkapkan, Ketua Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung, Wawan Heryana, saat penandatanganan kerjasama antara STKS dan kabupaten/kotavdi Sulsel terkait program lanjutan pendidikan khusus sarjana sosial yang digelar di kantor Gubernur Sulsel, Selasa 12 Juli 2011.

“Kami sudah survey, Sulsel membutuhkan 1500 pekerja. Makin peliknya persoalan sosial sehingga perlu ada penguatan kelembagaan di tingkat kelurahan. Kelurahan atau desa tentu membutuhkan pegawai yang mengerti persoalan tersebut,” Kata Wawan.
Penandatanganan mota kesepahaman yang dihadiri sejumlah Bupati dan walikota ini adalah kerjasama kedinasan. Mahasiswa yang belajar di STKS Bandung setelah menyelesaikan pendidikan setingkat diploma empat akan langsung terikat kedinasan dengan kabupaten bersangkutan sekalu pengusul.

Untuk tahun ajaran 2010/2011 ini Sulsel mendapat jatah 62 orang dari 125 siswa seluruh Indonesia. Kerjasama ini sudah berjalan selama 4 tahun. Angkatan pertama dimulai sejak 2007 lalu. Mereka langsung ditempatkan di kabupaten atau kota masing-masing seperti halnya praja STPDN.

STKS Bandung adalah sekolah tinggi bentukan Kementrian Sosial dengan sistem pembelajaran sama dengan IPDN yang dinanungi langsung oleh Kementrian Dalam Negeri.
Muallim usai penandatanganan mengungkapkan, tenaga pekerja sosial memang dibutuhkan Sulsel dengan kian meningkatnya masalah sosial kemasyarakatan. Ikatan dinas yang dirintis Sulsel ini sebenarnya sudah 4 tahun. (aci)
Selengkapnya...

Terima Kasih Telah Berkunjung Ke Blog Saya

"Magical Template" designed by Blogger Buster