Sabtu, 11 Juni 2011

ACER ICONIA TAB

sebuah tab keluaran terbaru dari Acer yang luar biasa sekali. Dengan Android Honeycomb Terbaik Murah ini, maka hidup anda akan semakin seru dan asik. harganya sangat terjangkau. selain murah dan dilengkapi dengan berbagai fitur canggih dan elegan, dengan desain yang sangat disesuaikan dengan anda.


hanya satu kata untuk tab ini... MANTAP...
Selengkapnya...

Minggu, 05 Juni 2011

Laporan Juni 2010

CHILD CARE COMMUNITY

A. LATAR BELAKANG
Berdasarkan Anggaran Dasar yang telah ditetapkan pada tanggal 8 Mei 2011 di Ruang MPM STKS Bandung dan Kesepakatan Rapat Kerja yang dilaksanakan pada bulan Juni, maka Pengurus membuat laporan tertulis dan melaporkan secara lisan sesuai dengan garis koordinasi yang telah ditetapka sebelumnya. Pelaporan ini dilakukan dengan harapan adanya bahan evaluasi untuk pengembangan organisasi pada masa yang akan datang.
Laporan ini dilaksanakan seyogyanya sebulan sekali, namun karena beberapa hal yang telah disepakati dalam Rapat anggota, maka laporan ini diundur sampai bulan Juni 2011.


B. EVALUASI KERJA ANGGOTA
1. SHELTER DJUNJUNAN
Sejauh perkembangan shelter Djunjunan yang langsung diasuh oleh Reita Kurnia Dewi, S.ST., maka dapat dilihat bahwa segala perkembangan dan hal-hal yang terjadi di bawah kendali Reita. Secara garis besar dapat digambarkan bahwa yang menjadikan shelter Djunjunan dapat bertahan lama dengan menilik pada satu aspek perkembangan adalah konsistensi dan statisasi dari bahan dan metode yang diterapkan.
Pada sisi lain shelter ini mempunyai paling sedikit anggota aktiv. Keanggotaan dan keaktivan mereka ditentukan dari kreativitas manager area dalam merangkul anggota yang sudah ditetapkan oleh TRI-C. TRI-C sendiri sudah menetapkan dan membagi jadwal dan kerja Djunjunan dengan mengacu pada aspek internal dan eksternal yang mempengaruhi kerja tim. Kinerja anggota bukan seperti kinerja robot yang bisa diatur oleh satu pihak dan mengikuti kemauan organisator yang merasa memiliki kemampuan lebih di Djunjunan, namun seharusnya bisa dijawab dan dipertimbangkan oleh Manager are. Selama ini manager area TIDAK PERNAH memberikan laporan tertulis kepada TRI-C yang diketahui oleh Koordinator Umum, sehingga mampu untuk mengontrol dan melihat perkembangan untuk dipelajari lebih dalam. Laporan yang diberikan kepada TRI-C berupa jumlah anggota dan masalah yang berkembang tanpa ada sebuah rencana tahap penyelesaian yang diharapkan bisa menjadi titik balik penyelesaian masalah.
Masalah yang diungkapkan notabene sama dan sejenis dari masalah-masalah yang diungkapkan sebelumnya, dan sampai laporan ini dibuat belum ada juga solusi besar yang diberikan. Penawaran solusi bisa dilakukan oleh siapa saja, namun hal ini perlu dipahami secara mendalam masalahnya agar bisa diketahui seperti layaknya pengetahuan tim terhadap shelternya.
Kesesuaian saran dan himbauan TRI-C kepada manager area sebagai eksekutor lapangan banyak yang tidak sesuai dengan yang dilakukan. Beberapa agenda sempat tertunda hanya karena alasan ketidaktahuan dan ketidakmampuan (ini tidak disampaikan manager area, namun disampaikan oleh pembina). Ketidakmampuan ini bukan kita hanya bisa tahu diri kita tidak bisa, namun harus bisa belajar terus. Hal ini akan mendukung Anggaran Dasar TRI-C pasal 7 poin b (Sarana koordinasi peningkatan kualitas keilmuan dan kapabilitas serta profesionalisme komunitas peduli anak). Hal ini yang sama sekali tidak didukung oleh tim dengan menjalankan sesuai instruksi.
Hal-hal yang mengenai pelaporan dan mengenai pemberitahuan segala masalah kepada TRI-C, hanya dilakukan kepada Pembina saja (bukan anggota), dan tidak di dalam forum. Pelaporan seperti ini tidak mendidik dan menjadikan TRI-C bergeser dari kesepakatan bahwa segala hal harus dibicaran di forum. Hal ini dianggap perlu karena ini menyangkut eksistensi dan profesionalisme kerja.

*Untuk beberapa hal yang dianggap perlu diluruskan, silahkan lengkapi dengan nama terang dan alasan yang BENAR dan LOGIS, jangan PEMBENARAN yang TIDAK LOGIS.

2. SHELTER KAMPUNG 200
Shelter kampung 200 merupakan shelter yang dibangun dan didirikan setelah bergulat dengan maraknya dpembicaran tentang waktu pelaksanaan dan anggota, hal ini akan menjadi trigger tim untuk bisa bekerja lebih keras agar tujuan bisa tercapai. Namun, hal ini yang membuat terlalu banyaknya orang dan pendamping yang ikut sehingga keefektivan dan efektivitas pelayanan dan pendampingan yang diberikan menjadi berkurang. Ketidakseimbangan antara jumlah anak dan jumlah pendamping yang datang akan menjadikan pengajaran dan proses asesmen tidak efektif.
Kampung 200 dengan karakteristik anak jalanan dan anak yang rentan ke jalan adalah sangat ekstrim dengan kepribadian yang lebih keras dari anak jalanan dampingan yang lain. Beberapa anak akan sangat nakal dan sangat “butuh perhatian” dengan menampilkan perilaku yang sangat sulit dikontrol dengan berlari dan tidak diam pada saat proses pengajaran yang dilakukan. Proses ini adalah proses terpenting dalam pendampingan karena yang menjadi pusat konsentrasi tim dalam mengasesmen dan menjalankan tugasnya di TRI-C.
Konsistensi tim yang tidak terkontrol juga menjadi salah satu masalah yang sangat perlu dipecahkan. Manager area yang sudah menetapkan tim inti sangat riskan dalam hal menentukan pengakuan dan keterakuan dari anggota lain yang sudah mengabdi di kampung 200. Tim dan manager area menjadi sebuah kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Tim dadakan yang dibentuk bukan merupakan hak dan kewenangan tim dan manager. Karena ini akan menjadikan sistem pengaturan dan pembagian anggota menjadi sangat rancu dan tidak teratur. Tim yang sudah dibagi tidak memiliki tanggung jawab penuh dalam menjalankan tugasnya. Ini juga terjadi akibat pemilihan tim yang belum tepat, tanpa seleksi dan tidak memperhatikan aspek yang berpengaruh kepada pribadi tim.
Sistem pengajaran dan pendampingan yang dilakukan di kampung 200 sesuai dengan kebijakan dan kesepakatan sudah cukup bagus dengan pembagian haru secara kreatif dan sangat berbeda dengan shelter lain. Namun, hal ini bisa menjadi sebuah pemukul balik jika anak-anak akan merasa kurang mendapat esensi belajar dalam setiap minggunya. Setiap hari pendampingan dan setiap minggu, hampir dihadiri oleh anak dan pendamping yang berbeda sehingga asesmen yang terjadi tidak menyeluruh dan universal, sehingga penanganannya pun juga tidak maksimal.
Penangan case dan beberapa masalah kelompok juga sudah pernah terjadi, namun hal ini tidak memerlukan penangan dan tim yang bekerja mampu menyelesaikannya dengan baik. Penanganan yang baik selalu dibarengai dengan adanya laporan dan pertangguangjawaban intervensi yang sudah dilakukan. Ini yang belum ada dan bekum dimiliki oleh tim.
*koreksi kirim ke muhni28@yahoo.com
3. SHELTER CIKAPAYANG
Cikapayang adalah slah satu gambaran kerasnya kehidupan Bandung yang menjadi pusat dampingan perorangan dari TRI-C. TRI-C merasa senang dengan berada di antara mereka yang membutuhkan perhatian dan rangkulan sahabat yang mampu untuk mendengarkan cerita dan curhatnya. Dalam hal ini mereka hanya butuh beberapa pasang telinga untuk mendengar dia dan mengiyakan pendapatnya, dengan respon-respon yang sarat dengan kehidupan dan hikmah dengan kenyataan.
Shelter ini didalangi oelh Fathia Nurul Haq, namun, semenjak sakit di Depok, Fathia mengalami penurunan prestasi yang sangat signifikan. Hal ini dipengaruhi dari ketertinggalan dan perasaan teralienasi dari pembina. Karena ketidakikutsertaan dalam bintap, dan diharuskan membuat tulisan. Tulisan ini juga sebagai salah satu syarat yang haris dipenuhi oleh setiap anggota yang tidak ikut bintap. Apalagi posisi dia adalah manager area cikapayang. Sekarang pengunduran diri bukan lagi jalan yang harus dihindari karena kemampuan dia untuk menjalankan tugas sudah sampai di ambang batas.
Pengunduran diri fathia pun juga disampaikan sepihak sehingga tidak menghasilkan manager baru yang siap menggantikannya. Hal ini didasari karena masa liburan dan ujian yang sangat mengejar.
Pendamping dan dampingan cikapayang sekarang sudah sangat sedikit, karena sudah jarang melakukan kunjungan dan ketidakjelasan pendamping. Sebelum bintap dan sebelum munculnya peraturan-peraturan baru yang sepihak, anggota shelter sudah banyak yang keluar dan tidak diakui, ini bertepatan dengan liburan UTS sehingga banyak anggota yang tidak ikut dan tidak sempat mengabari TRI-C dan akhirnya dicoret dari keanggotaan. Ini membuat tim cikpayang kecewa dengan TRI-C karena pencoretan tanpa pengumuman sebelumnya. Alasan anggota berdasar pada konvensi yaitu akan dinyatakan bukan anggota TRI-C jika sudah tidak aktiv selama 6 bulan, namun ini sudah tidak masuk kedalam kriteria tersebut.

C. EVALUASI KONSISTENSI
1. MUSYAWARAH DAN RAPAT
Musyawarah dan rapat yang dilakukan umumnya disampaikan kepada anggota melalui handphone. Anggota yang tidak mendapatkan jarkom lewat SMS, sekalipun tahu bahwa pada saat itu ada rapat tidak akan mau untuk datang. Laporan ini masuk dari anggota yang bersangkutan. Sangat ironis anggota yang seharusnya dtanpa diundang, idak datang justru karena hal sepele, yang sama sekali tidak direncanakan. Ini yang seharusnya menjadi evaluasi kita bersama sehingga segala hal yang kita lakukan bersama ke depannya adalah mutlak hasil kerjasama dan keputusan kita bersama. Sehingga tidak terjadi misskomunikasi dan pembicaraan tidak bertanggungjawab di luar forum. Ketidakharmonisan dan penyebab terjadinya beberapa ketegangan dan ketidaksesuaian antara kesepakatan rapat dan kerja di lapangan adalah ketidakhadiran di dalam rapat. Dalam menangani dan mengantisipasi hal ini maka perlu diadakan sebuah penguatan komitmen yang sebelumnya sudah dibuat pada saat Bintap.
Rapat-rapat yang dilaksanakan sudah berjalan lancar dan berapa sudah menjalankan sesuai rencana. Rencana yang sudah dibuat dalam beberapa rapat dan musyawarah adalah pembuatan shelter kampung 200, bintap, penetapan anggota tetap tahap 1, dan beberapa kebijakan insidental yang tidak disepakati rapat namun tetap dijalankan.

2. PEMENUHAN TANGGUNG JAWAB DAN TUGAS
Tugas yang telah diamanahkan kepada manager area adalah segala hal yang mencakup dan meliputi shelter yang didampingi. Laporan dan koordinasi sangat jarang dibangun antaranggota, anggota dan aha koordinator umum. Anggota yang telah menjalin koordinasi yang baik dengan koordinator umum akan mendapatkan pembicaraan dan pengarahan yang sesuai dengan instruksi pembina. Namun, pembina tidak akan pernah mendapat laporan dari koordinator umum jika laporan itu tidak masuk ke koordinaor umum sebelumnya, melainkan langsung ke pembina dari anggota dan manager area.
Tugas-tugas dan segala pelaksanaan kegiatan yang dilakukan adalah sepenuhnya menjadi tanggung jawab manager dalam hal pelaksanaan teknis. Namun tujuan dan model yang akan diterapkan seharusnya dibicarakan di dalam rapat. Hal ini tidak terjadi. Penjaringan dan pengangkatan anggota oleh pembina dan tim lapangan sangat tidak diperkenankan (sesuai konvensi), hal ini sudah beberapa kali terjadi dan tanpa pembicaraan sebelumnya.
Jadwal mengajar dan pendampingan anak-anak di shelter sudah berjalan lancar, menjalankan tugas dengan cermat dan cekatan.

3. PENGUSULAN PROGRAM
Pengusulan program yang disampaikan koordinator umum secara lisan, mendapat tanggapan negatif dan tidak pernah mendapat solusi. solusi yang bersifat membangun dan langsung menembak pelaksanaan tidak pernah ada. Pelaksanaan program ini menjadi tersendat dan akhirnya tidak terlaksana. beberapa program yang pernah diusulkan koordinator umum yang tidak terlaksana dan tidak akan terlaksana adalah studi kasus eko cikapayang, dan kerjasama dengan FMKI. Hal ini selalu buntu dan saran pembina tidak solutif.

4. PELAKSANAAN PROGRAM
Program yang telaksana antara lain bintap dan kegitan mengajar. Audiensi dengan ketua STKS dan penyiaran di radio adalah program promosi yang lebih kepada tugas divisi HUMAS yang diambil alih pengurus inti.
Beberapa kegiatan terlaksana tanpa ada usulan di forum dulu.
**konkret, bercermin.!

D. EVALUASI KOORDINASI
Koordinasi tidak terbangun secara baik dalam TRI-C. Beberapa hal ditentukan sepihak oleh pihak-pihak tertentu dan intervensi luar. Kejadian-kejadian semacam ini sudah sangat sering terjadi, pelangkahan koordinasi. Hal ini tidak sepenuhnya salah, namun tidak seharusnya dilakukan karena akan mengakibatkan perasaan tidak dihargai dari koordinator umum. Perasaan ini akan menimbulkan ketidakenakan yang menjadikan kesenjangan antaranggota yang bermasalah dan bersangkutan dalam hal ini.
Koordinasi yang tidak baik ini ternyata mendapat lampu hijau dan tidak mendapat teguran dari pembina (tanpa sepengetahuan koordinator umum). Hal ini diungkapkan koordinator umum karena tidak ada pembicaraan sebelumnya antara koordinator umum dan pembina dalam hal menyikapi pelanggaran seperti ini.

E. LAPORAN KEGIATAN TRI-C
1. Bintap
Pelaksanaan bintap ini dilaksanan selama 2 minggu yang terbagi dalam 4 hari, pelaksanaan ini berjalan lancar dengan manfaat dan ilmu dan keterampilan yang diperoleh anggota.
*absen tidak dipegang oleh koordinator umum
*materi selengkapnya sudah di pembina
*Selengkapnya Lihat notulensi dan pertanggungjawaban panitia perhari bintap!

2. Bounding
Pelaksanaan bounding diundur sampai bulan September 2011. Belum ada kejelasan. Semua rencana yang sudah dibahas, sudah jauh dari harapan dan kenyataan.
*tidak jelas

3. Kunjungan radio
Kunjungan ini tidak pernah diketahui oleh koordinator umum.

LAPORAN KEUANGAN DARI BENDAHARA
LAPORAN KEUANGAN TRI-C
PEMASUKAN
Kas rapat Rp. 108.800
Pendaftaran Bintek Rp. 425.000+
Rp. 533.800
PENGELUARAN
• Aqua 1 @ Rp. 12.800 Rp. 12.800
• Photocopy form Rp. 3.000
• Photocopy 120 lembar Rp. 6.000
• Print 4 lembar Rp. 1.200
• Print warna 2 lembar Rp. 1.000
• Map 2 @ Rp. 500 Rp. 1.000
• Post it 3 @ Rp. 3.500 Rp. 10.500
• Photocopy Rp. 1.000
• Ultah pemateri bintek Rp. 50.000
• Stempel Rp. 65.000+
Rp. 151.500

Pengeluaran Bintek
• Dus snack Rp. 8.000
• Tissue snack Rp. 2.500
• Konsumsi Pemateri
Pertemuan 1 6 @ Rp. 800 RP. 4.800
Pertemuan 2 8 @ Rp. 1.125 Rp. 9.000
Pertemuan 3 10@Rp. 840 Rp. 8.400
Pertemuan 4 5 @Rp. 1.300 Rp. 6.500
• ATK Rp. 11.500
• Frame plakat Rp. 80.000
• Aqua dus 2 @ Rp. 12.500 Rp. 25.000
• Aqua botol 3 @ Rp. 1.700 Rp. 5.100+
Rp. 160.800

REKAPITULASI
PEMASUKAN Rp.533.800
PENGELUARAN Rp.312.300-
Rp. 221500


LAPORAN DIVISI SENI DAN REKREASI
o Divisi seni dan rekreasi
Anggota:
-tirani larasati (kordinator)
-novi istiana
-sheila
-cinda
-

Program awal
Visi:
-mengenalkan anak" jalanan dgn kesenian" indonesia baik seni musik gambar maupun tari,
-mengajak anak" jalanan lebih mengenal tempat" kesenian dan mengajak anak" jlnan berekreasi..

Misi:
-mengajarkan anak" jalanan menggambar, kemudian mengajak anak" jalanan berkunjung ke galeri" lukis sperti sabuga
-mengajarkan anak" jalanan menari, kemudian mengajak anak" jalanan berkunjung ke sanggar" tari, seperti gelanggang pemuda
-mengajarkan kesenian brmusik, dan mengunjungi sanggar" musik seperti garnida, gelanggang pemuda dll
-mengajak anak" jalanan ke museum geologi
dll

Program tersebut belum berjalan hingga sekarang, dikarenakan anggota divisi seni dan rekreasi yang tidak jelas, maksudnya banyak dari anggota div seni dan rekreasi yang tidak aktif. Juga adanya anggota yang tiba" menyatakan dirinya anggota divisi seni dan rekreasi tanpa ada konfirmasi kepada saya terlebih dahulu, sehingga tidak terjadi kerjasama antar anggota div seni dan rekreasi.


Selengkapnya...

Terima Kasih Telah Berkunjung Ke Blog Saya

"Magical Template" designed by Blogger Buster