Sabtu, 23 Oktober 2010

ITB - Angkot - STKS

Hari ini 23 Oktober 2010 saya tidak terlalu sibuk, karena saya meninggalkan asrama dan beraktivitas di luar asrama jam 15.00 sampai sekarang sekitar jam 21.00. Ini merupakan kegiatan rutin yang sudah ada di jadwal mingguanku. Sebuah daftar kegiatan yang tidak boleh saya langgar. Sebuah komitmen antara saya dan selembar kertas yang senantiasa tertempel di samping tempat tidurku. Dalam menjalankan aktivitas sehari-hariku sesuai dengan jadwal itu memang kadang-kadang ada beberapa kegiatan yang membuat saya sampai pada titik jenuh yang sangat saya hindari. Sebuah keadaan yang sangat tidak saya harapkan. Dan hal ini terjadi hari ini.


Lingkar Ukhuwah, atau kegiatan rutin individu dalam sebuah kelompok kecil yang terdiri antara 5-10 orang yang berfungsi untuk bisa saling mengenal dan saling berbagi. Tadi sore, saya mengikuti panggilan akang yang memimpin LU itu, Kang Rino namanya. Kang Rino orangnya sangat ramah, dan baik sekali. Beliau sudah meng-SMS semua anggota LU, namun sangat sedikit yang mengkonfirmasi. Hal ini berakibat, bahwa hari ini dalam LU akan sangat sedikit yang hadir.

Saat LU dimulai, hanya saya dan kang Rino yang ada, Kang Rino yang bicara dan Saya yang mendengarkan. Dilanjutkan dengan tilawah beberapa ayat. Sementara saya tilawah, untung saja ada Indra yang menggenapkan jumlah kami menjadi 3 orang sampai acara Usai.

Setelah acaranya usai, saya pulang dari ITB, menuju ke STKS dengan menggunakan angkot Jurusan Dago-Kalapa, angkot yang paling sering saya pakai untuk ke ITB. Di atas angkot, saya mendapatkan sebuah ilmu lagi, sebuah ilmu hasil menguping dan hasil dari ketajaman pendengaran, sebagai seorang calon Pekerja Sosial Profesional. Ada 4 orang mahasiswa ITB, sepertinya. Alasan saya mengatakan bahwa dia itu mahasiswa ITB yang pertama, pakai baju yang ada tulisan ITBnya, yang kedua cara bicaranya lumayan berbobot dan dengan penggunaan bahasa seperti layaknya orang-orang pintar, tetapi bukan berarti mahasiswakampus lain tidak seperti itu, memang indikasinya mereka anak-anak ITB. Mereka membahas masalah ujian. Ujian itu katanya lebih baik tidak belajar daripada tidak tidur. Dia harus tidur supaya bisa berpikir. Sebuah kata-kata yang menurut saya merujuk ke mahasiswa teknik atau apalah yang masih ada hubungannya dengan hitung-menghitung. Mereka dengan gaya yang sangat pintar atau mungkin "sok pintar" menjelaskan alasannya masing-masing. Ada yang mengatakan supaya mereka bisa berpikir, ada juga yang mengatakan supaya dia dia terlihat meyakinkan dan yakin akan kemampuannya. Dan alasan yang 2 orang lainnya sudah tak terdengar olehku.

Sebuah percakapan yang sangat berbobot menurut saya untuk standar mahasiswa teknik dan sejenisnya. Namun, untuk ukuran jurusan-jurusan sosial, yang notabene matakuliahnya semuanya tulisan dengan buku setebal 10 cm tulisan semua tanpa ampun dan tak bergambar, lebih memilih untuk tidak tidur demi menghafal supaya dia bisa menulis, bukan berpikir. Dan seterusnya....

Sampainya saya di STKS, saya langsung online dengan hotspot yang lumayan...lumayan laload saya menuliskan kisah ini dan langsung di posting.

Lega rasanya memposting setelah 2 hari vakum.

Salam semangat selalu.^^

10 komentar:

Anak Nelayan mengatakan...

kisah yang menarik..sukses selalu sobat

Awaluddin Jamal mengatakan...

wow sangat inspiratif..
tapi sepertinya rumus itu tidak berlaku buat saya.. lebih baik tidak tidur daripada tidak menghafal.. kalau saya..

alhamdulillah untuk ada yang mengganjili jadi 3 org kalau cuman 2 orang, hmmm ???

Muhni mengatakan...

anak nelayan: makasih sob...

awaluddin jamal: wah ternyata benar prinsip peksos manusia itu adalah unik, tapi ndag ada larangan berduaan kan (jawaban buat tanda tanya)... hahhaahha

kisah abu nawas mengatakan...

komitmen yang bagus sob

sibutiz mengatakan...

hebat sob,jarang sekarang yang punya comit begitu...
salute...
hppy blogging.....

penghuni60 mengatakan...

Jd inget waktu kuliah dulu, tmn aku byk kuliah di ITB kok

semangat ngeblog trs sob...
ditunggu posting selanjutnya

secangkir teh dan sekerat roti mengatakan...

memang, sosialisasi itu sangat perlu :)

Muhni mengatakan...

kisah abu nawas: harus konsisten sob

sibutiz: thx sob :)

Penghuni60: ok sob

secangkir teh dan sekerat roti:)

Anonim mengatakan...

Hohohoho,,,, Memang sich ada perubahan pola belajar dari diri saya sendiri Muhni, dulu waktu SMK ada di Jurusan Geologi Pertambangan yang notabenen Jurusan Teknik, sekarang ada di Jurusan Sosial,,, Sempat dulu kecewa dengan keadaan seperti ini, karena saya merasa kok anak sosial itu ga ada yang cerdas sama sekali sich..??? saya bertanya-tanya dalam diri pribadi, dan ternyata memang kecerdasan yang saya maksud, antara anak Teknik dan anak Sosial itu sungguh sangat jauh berbeda, dan sekarang saya tak lagi kecewa dengan anak Sosial ;)

Muhni mengatakan...

bocah bancar: kalau kecerdasan itu ada di setiap masing2 pribadi...

Posting Komentar

Terima Kasih Telah Berkunjung Ke Blog Saya

"Magical Template" designed by Blogger Buster