Kamis, 07 Oktober 2010

Be A Volunteer of Social Work Part 3

Minggu ini sedang UTS, dan di kelasku, kelas 2C, kebetulan ada kuliah tambahan oleh ibu dosen tercinta Ibu Kormauli. Ibu Uli menjelaskan tentang anak jalan. Sangat tepat dengan keadaan sekarang yang situasinya saya sedang panas-panasnya untuk membahas dan mengobservasi, atau melihat sudut pandang lain tentang anak jalan, tentunya sebagai seorang calon Pekerja Sosial Profesional. Menurut beliau, anak jalanan itu dimana-mana berbeda, berbeda keadaan satu sama lain.

Anak jalanan yang di Medan dan di Jakarta akan sangat berbeda keadaannya, konon di Medan itu anak jalanan itu anak yang sekolah dan mengisi aktivitas setelah pulang sekolah dengan berjualan koran dan mengamen di jalanan. tetapi lain lagi halnya di Jakarta. Di Jakarta,anak jalanan yang Pure di jalanan. Anak yang sehari-harinya hidup di jalanan dan memang menggantungkan hidupnya di jalanan. Mereka bermain di jalanan, makan di jalanan, mencari uang di jalanan, tidur di jalanan, dan rumahnnya pun di jalanan. Maka mereka jadilah anak jalanan.



Lain lagi dengan kehidupan di Stasiun, masih menurut beliau, anak perempuan yang menjadi anak jalanan itu terkadang menjadi AYLA (Anak Yang di Lacurkan). Mereka menerima itu apa adanya karena ada apanya. Mereka melakukan itu setiap hari dan tanpa beban. Di gerbong kereta yang usang dan tua, mereka memanfaatka itu untuk melakukan hubungan suami istri. Ini merupakan cerita dari dosen saya.
Akibat dari mereka keseringan untuk melakukan hubungan seks, maka mereka akan menjadi kecanduan seks atau sex addict atau bahkan menjadi hiperseks. Mereka menjadikan seks sebagai kebutuhan mereka dan menjadikan seks sebagai alat pemenuhan kesenangan. Mereka melakukannya dengan teman-teman mereka, para mucikari mereka, atau bahkan orang yang tidak mereka kenal sebagai langganan, atau pemakai mereka.
Anak jalanan hidupnya hanya semata-mata untuk bisa bertahan hidup. Mereka hidup bertahan untuk tidak dibunuh, dan tidak membunuh, jika tidak terpaksa. Sungguh merupakan sebuah Perjuangan yang sangat berat untuk dihadapi untuk standar seorang anak jalanan. Mereka tidur beralaskan tanah, di emper toko yang dingin dan dan beratapka langit. Makanya jika mereka sering sekali bertanya tentang keberadaan Tuhan. Gimana Pekerja Sosial Menjawabnya...??

3 komentar:

Awaluddin Jamal mengatakan...

bukannya seks itu memang kebutuhan..

kebutuhan dasar malah menurut saya.. sama halnya dengan makan.. :)

Awaluddin Jamal mengatakan...

jadi wajar saja kalau anak jalanan butuh..

atau bagaimana kah menurut saudara Muhni ???

Cop !!! harus dijawab.. kalau perlu pake postingan jawabnya.. :D

Muhni mengatakan...

Nanti kujawab pake postingan, . . Tunggu hari senin nah, krn sibukka 2 hari ini

Posting Komentar

Terima Kasih Telah Berkunjung Ke Blog Saya

"Magical Template" designed by Blogger Buster